tauran pelajar
Di
ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah pengantar Pendidikan
{
tauran pelajar }
Disusun
Oleh :
·
I Komang
Adi Purnawan ( 131
111 42 )
·
Ni luh novianti (
131 111 50 )
·
I kadek yuda paramarta (
131 111 34 )
·
Ni Wayan budi ariani (
131 111 46 )
·
KD adiar tawan (
131 111 30 )
·
Ni nyoman apriani (
131 111 38 )
·
Ni nyoman Tri mega sari ( 131 111 58 )
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU
NEGERI GDE PUDJA MATARAM
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada ida
shang hyang whidi wase yang telah
memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada saya sehingga makalah ini dapat
saya selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Berikut ini akan saya persembahkan
sebuah makalah yang berjudul “ Perilaku Sosial Tawuran antara Kelompok Pelajar
“ .
Saya menyadari sekali bahwa makalah
ini jauh dari ketidaksempurnaan baik dari segi bentuk penyusunannya ataupun
secara keseluruhannya. Apabila terdapat salah penulisan dalam makalah ini saya
mohon maaf yang sebesarnya karena saya juga masih dalam tahap belajar.
Dengan demikian, saya ingin
mengucapkan terimakasih untuk para pembaca yang telah ,membaca makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................................ 2
PERMASALAHAN
A. Pengertian
Tawuran .................................................................... 3
B. Faktor
– faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Tawuran........... 4
C. Contoh
Kasus Tawuran Antar Pelajar ........................................ 5
D. Cara Mencegah Tawuran Antar
Pelajar ...................................... 6
PENUTU
A. Kesimpulan ................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia
saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini terbukti dengan terjadinya peristiwa –
peristiwa tawuran para pelajar yang saat ini sedang maraknya terjadi. Tawuran
saat ini juga sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat.
Banyaknya tawuran antar pelajar yang
terjadi di kota – kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang
menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis berasal dari banyak
faktor yang mempengaruhi baik faktor internal ataupun eksternal.
Perlikau tawuran pelajar bukan hanya
mengakibatkan kerugian harta benda atau korban cidera tetapi bisa sampai
merenggut nyawa orang lain. Di mata mereka nyawa tidak ada harganya, bahkan
mereka merasa bangga jika berhasil membunuh pelajar sekolah lain yang mereka
anggap musuh mereka.
Oleh karena itu , dalam makalah ini
saya akan membahas secara keseluruhan tentang aksi tawuran pelajar. Karena jika
hal ini terus dibiarkan maka bangsa kita akan semakin hancur, hapuslah
kekerasan dalam citra bangsa kita.
B. Tujuan :
Karya tulis ini bertujuan agar para
pelajar menyadari bahwa tindakan asusila tawuran adalah tindakan yang sangat
tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar.
Memajukan bangsa kita agar lebih
baik dari bangsa lain dengan cara mencetak prestasi – prestasi yang
membanggakan. Mengahapus tindakan kekerasan pada jiwa seseorang yang
menimbulkan dampak negatif untuk orang lain ataupun dirinya sendiri.
Berharap supaya kita semua saling
bekerjasama untuk meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia, merubah
sistem pendidikan yang lebih baim agar siswa – siswi merasa nyaman belajar di
sekolah.
Sehingga para pelajar setiap harnya
selalu bersemangat untuk menimba ilmu pengetahuan di sekolahnya masing –
masing.
PERMASALAHAN
A. Pengertian
Tawuran
Tawuran merupakan suatu kegiatan
perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu
rumpun masyarakat.
B.
Faktor –
faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Tawuran
1. Faktor internal
Ketidakmampuan/kurang mampunya
beradaptasi dengan lingkungan sosial yang kompleks menimbulkan tekanan pada
setiap orang. Terutama pada remaja yang mentalnya masih labil dan masih dalam
pencarian jati diri dan tujuan hidup. Kekompleksan seperti keberagaman budaya,
kemampuan ekonomi dan pandangan tidak bisa diterima sehingga dilampiaskan lewat
kekerasan.
Saat tidak mampu beradaptasi, rasa
putus asa, menyalahkan orang lain dan memilih cara instan untuk memecahkan
persoalan membuat rasa frustasi semakin mengendalikan emosi pelajar yang labil.
Ketidakpekaan terhadap perasaan sesamanya mengakibatkan pelajar tega menganiaya
hingga membunuh sesamanya. Sebenarnya, dalam diri mereka butuh pengakuan.
2. Faktor keluarga
Jika keluarga tidak bahagia, bahkan
ada kekerasan dalam rumah tangga akan berdampak pada mental psikologis anak.
Secara tidak langsung, remaja akan meniru pola yang ia lihat di dalam
keluarganya. Anak yang terlalu dilindungi orangtuanya (dimanja) juga akan sama
saja. Saat bergabung dalam kelompok sosialnya di sekolah, ia akan menyerahkan
diri secara total tanpa memiliki kepribadian dan prinsip yang kuat.
Penyesuaian emosional yang kurang
memadai ditambah dengan kelompok sosial yang tidak benar semakin memungkinkan
terjadinya tawuran antar pelajar.
3. Faktor sekolah
Kebosanan di dalam ruang belajar
mengajar seperti tindak belajar mengajar yang monoton, tidak mengijinkan siswa
untuk bertindak kreatif, terlalu mengekang dan otoriter juga menjadi pengaruh.
Sebagian besar hidup remaja juga dihabiskan di sekolah, tempat ia belajar
sekaligus mengekspresikan dirinya. Tak heran jika sekolah sering disebut
sebagai rumah kedua.
Siswa yang bosan akan memilih untuk
bersenang-senang di luar sekolah. Guru sekolah dinilai sebagai pihak otoriter
yang gemar menghukum siswanya ketimbang mendidik dalam arti yang sebenarnya.
4. Faktor lingkungan
Faktor ini jauh lebih luas daripada
lingkungan rumah remaja. Lingkungan ini juga berbicara sekolah, media televisi,
media cetak dan ketidakpuasan atas negara atau fasilitas negara. Jika diruntut
dari faktor lingkungan, media-media dan teladan pemerintah juga menjadi sorotan
atas tawuran pelajar.
Masih ingat dengan kasus perkelahian
dewan yang terhormat? Media yang menampilkan dan oknum yang berbuat juga bisa
dipersalahkan karena memberi teladan yang buruk.
Rasa solidaritas yang diberikan
remaja, seringkali berada di jalur yang salah. Sebaiknya perlu ditekankan ulang
akan pentingnya mengendalikan rasa solidaritas dengan akal pikiran sehat dan
jiwa toleransi antar manusia yang tinggi. Solidaritas tidak selalu ikut-ikutan
dalam hal buruk.
C.
Contoh Kasus
Tawuran Antar Pelajar :
Kamis, 20
oktober 20011 | 12:00 WIB
Lombok post - Aksi kekerasan yang
dilakukan pelajar belum berhenti. Bahkan, kekerasan pelajar yang dilakukan
dalam tawuran antarpelajar di kawasan Seragalas, sandubaya, kamis (20/10) pukul
12:00, menyebabkan Ahmad sudarsana (17),
pelajar SMAN 6 Mataram , tewas disabet senjata tajam oleh pelaku yang juga
berstatus pelajar.
Tawuran terjadi ketika Ahmad dan
teman-temannya terlibat saling ejek dengan rombongan pelajar yang melintas di kawasan tersebut. Saling ejek
itu berlanjut dengan saling melempar batu. Pelajar yang melintas ada yang membawa senjata tajam. Senjata tajam
inilah yang digunakan melukai punggung dan leher Ahmad.
Sejumlah teman yang melihat Ahmad
terkapar penuh darah segera membawa korban ke rumah sakit. Namun, nyawa warga ini
tidak tertolong.
Kepala Unit Reserse Kriminal sweta Ajun
Inspektur Satu Iswantoro mengatakan, pihaknya masih menelusuri pelajar yang
terlibat tawuran ini. ”Penyelidikan masih dilakukan. Sampai sekarang belum
diketahui identitas sekolah pelajar yang tawuran selain SMAN 6,” ucap Iswantoro.
Tawuran SMKN
3 dan SMAN 7, Kepala Dinas Pendidikan Kota mataram Tak Ditegur
Satu pelajar tewas dan dua lainnya
terluka akibat tawuran kemarin.
Selasa, 25 September 2012, 11:42
VIVAnews - Tawuran
pelajar SMKN 3 dan SMAN 7 kembali
terjadi. Satu pelajar dari SMAN 3, Alawi Yusianto Putra, tewas. Dua temannya,
Dimas dan Faruq, terluka.
Tawuran pelajar dari kedua sekolah
ini bukan yang pertama. Sebelumnya, pelajar kedua sekolah beberapa kali
terlibat tawuran.
Meski bentrokan pelajar ini sering terjadi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merasa
tidak perlu menegur Kepala Dinas Pendidikan kota mataram. Kemendikbud juga tak
menegurkepalasekolahkeduaSMAitu.
"Kami rasa tidak perlu menegur, mereka bukan pelaku tawuran," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemendikbud, Ibnu Hamad saat berbincang dengan VIVAnews, Selasa 25 September 2012.
"Kami rasa tidak perlu menegur, mereka bukan pelaku tawuran," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemendikbud, Ibnu Hamad saat berbincang dengan VIVAnews, Selasa 25 September 2012.
Menurut Ibnu, saat ini yang paling
penting bukan menegur dan saling menyalahkan. "Yang paling penting
bagaimana kepala dinas mengkoordinasikan jangan sampai kejadian serupa terjadi
lagi," katanya.
Ibnu sendiri mengakui bahwa
Kemendikbud belum memiliki kajian khusus untuk mengatasi tawuran antara pelajar
SMKN 3 dan SMAN 7 mataram ini. Meskipun tawuran pelajar kedua sekolah yang
berdekatan ini terjadi beberapa kali.
D.
Cara
Mencegah Tawuran Antar Pelajar :
- Para Siswa wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahan tidak akan selesai jika penyelesaiannya dengan menggunakan kekerasan.
- Lakukan komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para pelajar untuk mengajarkan cinta kasih.
- Pengajaran ilmu beladiri yang mempunyai prinsip penggunaan untuk menyelamatkan orang dan bukan untuk menyakiti orang lain.
- Ajarkan ilmu sosial Budaya, ilmu sosial budaya sangat bermanfaat untuk pelajar khususnya, yaitu agar tidak salah menempatkan diri di lingkungan masyarakat.
- Tindakan kekerasan pasti akan menular, Pihak yang berwenang haruslah tegas memberikan sanksi untuk pelaku tindak kekerasan.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Tawuran
pelajar adalah tindakan kriminal yang biasa terjadi di kota – kota besar di
Indonesia, yang biasa terjadi karena di dasari alasan solidaritas sesama teman.
2. Sekolah ,
lingkungan , orang tua , dan pemerintah merupakan peran yang paling utama dan
harus bertanggung jawab serta bekerjasama dengan baik untuk menanggulangi
permasalahan ini.
3. Para pelajar
juga harus menyadari bahwa kita sebagai generasi muda diwajibkan untuk saling
bahu membahu mengisi kemerdekaan, memajukan bangsa kita. Membuat prestasi yang
bisa mengharumkan nama bangsa , agar mereka tidak melakukan tindakan asusila
seperti tawuran.
4. Kepribadian
setiap insan manusia pada dasarnya dalah sosok yang berbudi mulia. Hanya saja
karena adanya faktor – faktor internal ataupun eksternal, yang ,membuat pribadi
manusia mengalami proses perubahan. Dan dari proses perubahan tersebut dapat
mengarah ke dampak yang positif atau negatif.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Shvoong.com
Ø Kompas.com
Ø VIVA.news.com
Ø Tutorialto.com
Ø Okezone.com
Ø Perpustakaan Stahn
Ø Lombok pos
Ø www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar