Selasa, 22 September 2015

Strategi Pendidikan Resume Strategi Pendidikan



Tugas mata Kuliah
Strategi Pendidikan
Resume Strategi Pendidikan


                                              


                             


Disusun Oleh  :
          Nama              : I Komang Adi Purnawan              
NIM                : (131 111 42 )
Jurusan/sem  : Semester III pendidikan  (B)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM
2014





KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
           puji syukur saya haturkan kehadirat ida sang  hyang widhi wasa,  berkat asung kerta wara nugraha-Nya, saya  dapat menyelesaikan tugas mandiri  resume strategi pendidikan yang berjudul“strategi pendidikan”
            Sesuai dengan judul yang telah disebutkan diatas, dalam makalah  ini saya memaparkan mengenai strategi dalam dunia pendidikan dan juga cara dalam proses belajar mengajar di indonesia. Tujuan dari penyusunan makalah ini, selain untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran strategi pendidikan,  juga saya susun sebagai bahan pembelajaran.
            Namun di samping itu, saya  menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Dan untuk itu saya mengharapakan kritik dan saran  yang sekiranya membangun dari  para pembaca sekalian agar kekurangan dalam  makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih sempurna untuk proses penambahan wawasan kita semua.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”



                                                        


BAB I
PENGERTIAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar sistem ini terdiri dari komponen komponen yang saling mempengaruhi yakni tujuan intruksional, yang ingin di capai. materi yang ingin di capai guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta dalam hubunganya sisial tertentu jenis kegiatan yang di lakukan serta sarana dan prasarana  belajar mengajar  yang tersedia.            tujuan tujuan pembelajaran yang pencapainya di usahakan secara explisit dengan tindakan intruksional tertentu yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan sedangkan tujuan tujuan yang merupakan hasil pengiring yang tercapainya karna sistem pengajarantertentu seperti kemampuan berfikir kritis dan kreatif. atau sikap terbuka menerima pendapat orang lain,
            metode pengajaran adlah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan tujuan belajar maka metode mengajar merupakan alat pula untuk mencapai tujuan belajar.

                                                                        BAB II
KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
            Ada beberapa dasar yang dapat di gunakan untuk mengkklasifikasikan strategi belajar mengajar .
1.      pengaturan guru dan siswa
dari segi pengaturan guru dapat di bedakan pengajaran oleg seorang guru atau oleh suatu team, selanjutnya dapat juga di bedakan apakah hubungan guru murid terjadi secara tatap muka ataukah dengan perantara media. baik media cetak ataupun visual.
2.      struktur peristiwa belajar mengajr
struktur peristiwa belajar mengajar dapat bersifat tertutup, dalam arti segala sesuatu telah di tentukan secara relatif ketet : dapat juga bersifat terbuka, dalam arti tujuan khusus, materi, serta prosedur yang akan di tempuh untuk mencapainya di tentukan sementara kegiatan belajar mengjar berlangsung.
3.      peranan guru murid di dalam mengelola pesan
pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan telah siap  telah di olah secara tuntas oleh guru sebelum di sampaikan. di namakan bersifat expositorik, sedangkan yang mengharuskan pengolah oleh siswa di namakan heoristik.
4.      proses pengolahan pesan
peristiwa belajar mengajar yang bertolak dari yang umum untuk di lihat keberlakuanya atau akibatnya pada yang khusus di namakan strategi belajar mengajar yang bersifat deduktif sedangkan strategi belajar mengajar yang di tandai oleh proses berfikir yang di tandai dengan proses ke umum dan ke khusus.di namakan strategi belajar mengajar yang bersifat deduktif
5.      Robert M. Gagne
mengelompokan kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan belajar yang di inginkan, gagne mengemukakan delapan macam, yang kemudian di sederhanakan menjadi lima macam kemampuan manusia merupakan hasilo belajar sehingga, pada giliranya, membutuhkan sekian banyak kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) untuk mencapainya.kelima macam kempuan tersebut

BAB III
HAKIKAT CBSA
             cara belajar siswa aktif bukan merupakan hal yang baru dalam dunia pendidikan, belajar dengan sendirinya dalam bentuk keaktifan siswa walaupun tentu saja, dalam derajat yang berbeda beda seperti misalnya mendengarkan ceramah, mendiskusikan membuat suatu menulis laporan dan sebagainya keaktifan yang lebih penting bahkan lebih sulit di amati, ialah menggunakan khazanah pendidikan dalam memecahkan masalah baru menyatakan gagasan dengan masalah yang baru menyatakan gagasan dengan bahasa sendiri menyusun suatu pembelajaran atau experimen dan sebagainya.
salah stu cara untuk meninjau derajad ke CBSA di dalam peristiwa belajar mengajar yang dengan mengkonsepsikan rentangan antara dua gaya mengajar.
dengan sengaja di gunakan perkataan rentang karena cbsa memang bukan merupakan suatu dikotomi dalam arti seseorang pengajar dapat di katakan menggunakan CBSA atau tidak menggunakan CBSA, mengemukakan tujuan dimensi di dalam proses belajar mengajar, yang di dalamnya dapat terjadi kadar CBSA,
adapun di mensi yang di maksud
1.     partisipasi siswa di dalam menetapkan tujuan kegiatan belajaran mengajar,
2.     tekanan pada aspek afektif dalam mengajar
3.     partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
4.     penerimaan guru terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang relevan bahkan salah.
5.     kekhohesifan kelas sebagai kelompok
6.     kebebasan yang di berikan ke pada siswa untuk mengambil keputusan dalam kehiduapan sekolah.
7.     jumlah waktu ang di gunakan untuk menangguangi masalah pribadi siswa baik yang tidak maupun berhubungan dengan pelajaran.
yamamoto menilai CBSA ini dari segi intensi kedua belah pihak yang terlibat dalam proses belajar mengajar yaitu siswa dan pengajar tidak perlu di tekan lagi bahwa dalam seting persekolahan proses belajar mengajar yang lebih optimal
BAB IV
RASIONAL PENINGKATAN CBSA
           sebagai suatu kebangkitan kembali, peningkatan CBSA harus dapat diberi penalaran. dalam hubungan ini, rasional yang paling mendasar dari CBSA dapat dipulangkan kepada hakikat dan tujuan pendidikan itu sendiri.
secara umum, esensi tujuan pendidikan adalah pembentukan manusia yang bukan hanya dapat menyesuaikan diri hidup di dalam masyarakatnya, melainkan lebih dari itu, mampu menyumbang bagi penyempurnaan masyarakat itu sendiri. ini berarti bahwa para lulusan bukan hanya menghayati dan menginternalisasi nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat, akan tetapi juga apabila perlu, mampu mendeteksi kekurangan-kekurangannya sehingga memungkinkan penyempurnaannya. perubahan-perubahan yang terjadi di sekeliling kita, terutama yang diakibatkan oleh perkemabangan ilmu dan teknologi, demikian pesatnya sehingga “bekal” pendidikan yang diterima orang tua tidak memadai bagi anak-anak kita, sebab mereka harus menghadapi dunia yang pada hakekatnya telah berbeda karakternya apabila dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
dengan demikian maka pengajaran dalam pendidikan formal harus dilihat sebagai salah satu upaya untuk memaksimalkan peluang bagi terjadinya pendidikan,
komunikasi dua arah dalam proses belajar mengajar di mana seperti di utarakan di muka di sampaikan juga banyak mempunyai manfaat, di antaranya dapat memperoleh balikan dalam rangka menilai efisiensi belajar, dengan kata lain balikan tidak usah di tunggu sampai ujuan masa semester dan alangkah lebih baiknya apabila di lasanakan pada jam jam biasanya dan juga dapat memperbaik sistem CBSA.
akhirnya dari segi kebutuhan dapat meningkatkan kualitas guru dan juga dapat melatih calon guru pemula agar lebih profesional lagi sehingga menjadi guru yang hebat apabila telah mulai mengajar atau menjadi intrukstur,

BAB V
IMPLIKASI CBSA BAGI SISTEM PENYAMPAIAN.
            dari segi metode penyampaian mengajar sendiri metode ceramah mendapatkan tempat paling dominan dengan hasil yag baik mengecewakan, erapi ini tidak berarti metode ceramah merupakan penyakit menular yang harus di hindari secara prioritas yang penting metode yang di maksud seyogyanya di pilih untuk di gunakan berdasarkan kemenfaatanya, dengan demikian perkataan seorang guru di  katakan kompeten bila ia memiliki khazanah cara mnyampaikan yang kaya dan dalam pada itumemiliki pula kreteria yang dapat di pergunakan untuk memilih cara cara yang teoat di dalamanya pengalaman belajar mengajar
akhirnya filosofi guru agaknya patut memperolah sorotan khusus cbsa bertolak dari anggapan bahwa siswa memiliki potensi tersebut hanya dapat diwujudkan apabila mereka di beri banyak kesempatan untuk berfikir sendri oleh karena itu maka cara memandang dan menyikapo tugas guru juga harus berorientasi lagi sebagai sang mahatahu, yang dapat memberi kebijaksanaan. (Buku PROSES BELAJAR MENGAJAR. oleh  DRS.J J HASIBUAN,Dip.Ed. & DRS MOEDJIONO)\

BAB VI
BEBERAPA METODE BELAJAR
1.      metode ceramah
          metode ceramah adalah cara penyampaian bahan oelajaran dengan komunikasi lisan, metode ceramah ekonomidan efektif untuk keperluan peyampaian informasi dan pengertian kelemahanya adalah bahwa siswa cenderung pasif, pengaturan kecepatan secara klasik di tentukan oleh pengajar, kurang cocok untuk membentuk keterampilan dan sikap yang dan cenderung menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir,
langkah langkah menyiapkan ceramah yang efektif
1.      rumuskan tujuan intruksional yang lain
2.      selidiki apak metode ceramah adalah pilihan yang tepat
3.      susun bahan ceramah
4.      sampaikan bahan dengan jelas dan keras,
5.      adakan rencana penilaian
metode ceramah hanya cocok
1.      menyampaikan informasi
2.      billa bahan ceramah langka
3.      harus di sesuaikan dengan yang akan di ceramahkan
4.      bila perlu menyampaikan minat
5.      kalau bahan cukup di ingat
6.      untuk memberi pengantar
metode ceramah tidak cocok
1.      kalau tujuanya tidak untuk memperoleh infoemasi
2.      untuk retensi jangka panjang
3.      untuk bahan yang kompleks
4.      kalau keterampilan siswa penting untuk mencapai suatu tujuan
5.      bila tujuan mencapai kognitif tingkat tinggi
6.      bila pengalaman siswa kurang
7.      bila tujuanya untuk menanamkan nilai
8.      bila tujuan untuk mengembangkan psikomotor
2.      metode tanya jawab
dalam proses belajar mengajar pertanyaan memegang peranan yang penting, apabila pertanya yang di susun dengan cara yang tepat
akan :
1.      meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
2.      meningkatkan rasa ingin tahu siswa
3.      mengembangkan pola berfikir dan belajar efektif
4.      menuntuk proses berfikir siswa
5.      memusatkan perhatian murid
jenis jenis pertanyaan
terdapat beberapa penggolongan pertanyaan, di antaranya  pertanyaan menurud maksudnya, menurut taksonominya, dan menurut luas sempitnya pertanyaan.

a.       Pertanyaan menurut maksudnya
1.      Pertanyaan pernintaan
di mana bertujuan agar murid mendapatkan permintaan yang dia inginkan
2.      Pertanyaan retorik 
peryanyaan yang tidak mengaharpakan jawaban di mana akan di  jawab sendiri oelh guru
3.      Pertanyaan mengarahkan atau menuntun siswa ke arah berfikir
4.      Pertanyaan menggali
Pertanyaan untuk mendalami pertanyaan sebelumnya
b.      Jenis pertanyaan menurt taksonomi bloom
1.      Pertanyaan oengetahuan
Pertanyaan yang jawabanya hanya di harafkan dari apa yang di pelajari siswa
Contohnya :
Apa nama ibu kota argrntina
Siapa presiden republik indonesia yang ke 7
Di mana kartini di lahirkan
Kapanpun pertama kali di laksanakan
Sebutkan tanda tanda orang gila
2.      Pertanyaan pemahaman
Pertanyaan ini di buat agar siswa dapat menyusun jawaban dari pengetahuanya sebelumnya
Contohnya :
-          Jelaskan apa manfaat berwisata
-          Apa bedanya anjing dan tikus
-          Informasi apa yang dapat di peroleh dari kurva ini
3.      Pertanyaan penerapan
Pertanyaan yang menuntut siswa memberi jawaban tunggal dengan cara menerapkanya dlaam kehidupan sehari hari
Comtoh
-          Berdasarkan yang di sampaikan tadi mana yang mendekati persyaratan
-          Berdasarkan hal di atas yang mana yang masuk protozoa
4.      Pertanyaan analisis
Pertanyaan yang menuntut siswa menemukan jawaban dengan cara
-          Mengidentifikasi masalah yang ada
-          Mencari suatu peristiwa yang menunjukan suatu kesimpula yang di miliki
-          Menarik kesimpuan berdasarkan informasi yang ada
5.      Pertanyaan sintesis
Ciri pertanyaan ini adalah jawaban yang benar dan tidak tunggal
Dan tujuan yang ingin di capai dari pertanyan ini adalah
-          Membuat ramalan dan prediksi
-          Memecah masalah berdasarkan imajinasi
-          Memecah komunikasi
Susunlah suatu nilai yang pendek tentang anda
6.      Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan ini menginginkan jawaban siswa dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang di tampilkan
Comtoh
Menurut anda mana yang lebih berbahaya ermalin atau pewarna makanan
c.       Jenis pertanyaan berdasarkan luas sempitnya tujuan pertanyaan,
1.      Pertanyaan sempit
Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup dan kunci jawabanya telah tersedia
a.       Pertanyaan sempit informasi langsung
Pertanyaan ini bertijuan agar siswa mengahafal materi yang ada
b.      Pertanyaan sempit memuasat
Pertanyaan ini menuntut siswa didik mengembangkan pertanyaan yang ada dengan ide.
2.      Pertanyaan luas
Ciri pertanyaan ini mungkin jawabanya lebih dari satu
a.       Pertanyaan luas terbuka
Pertanyaan ini menuntut siswa mencari jawaban dengan caranya masing masing
Contoh
Bagaimana cara menghentikan kjahatan di kota ini
b.      Pertanyaan luas menilai
Meminta siswa untuk mnegadakan penilaian terhadap aspek kognitif maupun sikap pertanyaan ini ebih efektif
-          Merumuskan pendapat
-          Menentukan sikap
-          Tujar menukar pendapat terhadpat suatu issu
Contoh
-          Bagaimana pendapatmu atas film yang di putar tadi
-          Mengapa kamu katakan lebih baik jalan pagi ari pada malam malam
-          Bagaimana pendapatmu tentang sex bebas,
Teknik bertanya
Suatu pertanyaan yang baik di tinjau dari segi isinya tetapi cara menjelaskanya tidak tepat akan menyebabkanya tidak tercapainya tujuan yang di khendaki. Oleh karena itu aspek teknik dari pertanyaam harus pula di pakai dan di pilih agar pengajar dapat mempergunakanya secara efektif dalam proses belajar mengajar,
Faktor yang harus di perhatikan dalam segi bertanya adalah
a.       Kejelasan dari pertanyaan.
b.      Kecepatan dan selang waktu
c.       Arah dan distribusi penunjukan
d.      Teknik reinforcement
e.       Teknik menuntut dan menggali
Langkah langkah mempersiapkan tanya jawab
a.       Rumusan tujuan khusus dengan jelas
b.      Cari alasan mengapa menggunakan metode tanya jawab,
c.       Susun dan rumuskan pertanyan pertanyan dengan jelas
d.      Tetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan
3.      Metode diskusi
Diskusi adalah suatu proses pengelihatan dua atau lebih individu berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan maka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tentu melalu cara tukar menukar informasi maupun mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah
Jenis jenis diskusi
a.       Whale grub
Jumlah anggotanya tidak lebih dari 15 orang
b.      Buzz grub
Jumlah kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang
c.       Panel suatu kelompok kecil 3-6 orang merumuskan suatu subjek tertentu duduk dengan melingkar dan di pimpim oleh seorang moderator.
d.      Sundicate grub
Suatu kelompok yang terdiri dari 3-6 orang dan melakukan suatu tugas tertentu
e.       Brain stroming grub
Kelompok di mintai ide ide baru tanpa di nilai segera. Dan setiap anggora kelompok mengeluarkan pendapatanya
f.       Simposiun
Beberapa orang membahas suatu aspek dari suatu objek.dan membacakan kpada peserta selama 20-30 menit, kemudia di ikuti dengan sanggahan dari para peserta
g.      Informal debat
Kelas di bagi atas dua team yang sama besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk di diskusikan dan memperhatikan aturan aturan formal.
h.      Colloqulun
Satu atau beberapa orang nara sumber menjawab pertanyaan dari audieence dalam kegiatan belajar mengajar
i.        Fish bowl.
Beberapa orang di pinpin oleh seorang ketua mengadakan sebuah diskusi untuk mengambil suatu keputusan,
Kegunaan metode diskusi
Diskusi sebgai mengajar lebih cocok dan di perlukan apabila :
a.       Memanfaatkan segala kemampuan yang dimiliki oelh siswa,
b.      Memberika kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuanya
c.       Mendapatkan balikan dari siswa apabila tujuan bisa di capai,
d.      Membantu siswa berfikir kritis
e.       Mengajarkan siswa untuk menilai kemampuan diri sendri dan orang lain
f.       Siswa mampu menyadari dan merumuskan pengalaman pengalaman yang di miliki maupun yang di dapatkan dari sekolah
g.      Mengembangkan motifasi belajar lebih lanjut
Langkah langkah menggunakan metode diskusi
a.       Guru mengemukakan pendapatnya dan di lanjutkan dengan pemecahan masalah yang di berikan oleh guru
b.      Dengan pimpinan guru , siswa membentuk kelompok
Pimpinan diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang
A.    Lebih memahami masalah yang akan di diskusikan
B.     Berwibawa dan di senangi oleh kelompoknya
C.     Lancar berbicara
D.    Dapat bertindak tegas dan adil dan demokratis
Tugas pemimpin diskusi antara lain
a.       Pengatur dan pengarah diskusi
b.      Pengaturan lalu lintas diskusi
c.       Penengah dan penyimpul berbagai pendapat
4.      Metode kerja kelompok
Kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar mengajar yang dimiliki
Kadar CBSA namun pada kenyataanya sangat jauh berbeda
Aspek aspek yang perlu di lakukan dalam kerja kelompok adalah
a.        Tujuan
Tujuan harus jelas bagi setiap anggota kelompok agar hasil yang di capai menjadi baik,
b.      Interaksi
Dalam kerja kelompok ada tugas yang harus di selesaikan bersama sehingga perlu di lakukan pembagian tugas dalam pengerjaanya.
c.       Kepemimpinan
Tugas yang jelas komunikasi yang efektif kepemimpinan yang berpengaruh atas suasana kerja,
Peran guru dan intrukstur dalam kerja kelompok
a.       manager
membantu mengorganisai siswa dan menetapkan tepat duduk dan bahan yang akan di perlukan
b.      observasi
mengamati dinamika kelompok sehingga dia bisa membantunya dalam mengatasi masalah yang di hadapi
c.       advisor
memberikan saran sara tentang tugas yang akan di selesaikan bila di perlukan
d.      evaluator
nilailah hasil kerja kelompok bersama dengan kelompok
5.      simulasi
simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura pura saja
tujuan simulasi
a.        untuk melatih keterampilan tertentu
b.      Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep
c.       Untuk latihan pemecahan masalah
Prinsif simulasi
a.       Simulasi di lakukan oleh kelompok siswa, setiap kelompok berkesempatan melakukan simulasi yang sama ,
b.      Simulasi siswa harus terlibat langsung sesua dengan peranan masing masing
c.       Penentuan topik di sesuaikan dengan kemampuan kelas,
d.      Petunjuk simulasi di lakukan terlebih dahulu
e.       Dalam simulasi setidaknya bisa di capai tiga domain khusus
f.       Dalam simulasi hendaknya di gambarkan situasi yang lengkap.
g.      Hendaknya di usahakn terintegrasibya beberapa ilmu,
Langkah langkah pelaksanaan simulasi
a.       Penentuan topik dan tujuan simulasi
b.      Guru memberikan contoh garis besar simulasi yang akan di simpulkan
c.       Guru meminpin pengorganisaian kelompok peranan peranan yang akan di pergunakan
d.      Pemilihan penegang peranan
e.       Guru memberikan peranan tentang peranan yang akan di berikan
f.       Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanan
g.      Pelaksanaan simulasi
h.      Evaluasi dan pemberian balikan
i.        Latihan ulang
Kebaikan metode simulasi
a.       Menyenangkan sehingga siswa terdorong berpartisipasi
b.      Menggalangkan guru untu melaksanaan simulasi
c.       Memungkinkan experimen langsung dan memerlukan situasi yang sesungguhnya
d.      Memvisualkan hal hal yang apstrak
e.       Tidak memerlukan keterampilan simualsi yang pelik
f.       Memungkinkan terjadinya interaksi antar siswa
g.      Menimbulkan respon yang ositif dari siswa yang lamban
h.      Melatih berfikir kritis
Kelemahan metode simulasi
a.       Belum mendapatkan riset dalam segi memajukan belajar mengajar
b.      Validitas masih banyak di ragukan orang
c.       Menuntut imajinasi dari guru dan siswa
Beberapa topik bahan simulasi melatih keterampilan
-          Memberikan perawatan terhadap penderita jantung
-          Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
-          Memberikan perawatan bayi yang baru lahir
-          Membantu penderita menggunakan pot dan urinal
-          Membantu dan memperbaiki posisi pasiens
6.      Metode demontrasi
Metode demontrasi merupakan metode mmengajar yang yang sangat efektif untuk mendorong siswa mencari jawaban jawaban seperti :
-          Bagaimana cara membuatnya?
-          Terdiri dari bahan apa?
-          Bagaimana cara mengaturnya?
-          Bagaimana peroses bekerjanya?
-          Bagaimana proses mengerjakanya?
Demokrasi sebagai metode belajar adalah bahwa seorang guru atau seorang demontrastror memperlihatkan kepada seluruh kelas sebuah proses, misalnya bekerjanya alat pencuci otomatis.
Metode demokrasi wajar di gunakan apabila siswa ingin mengetahui :
a.       Bagaimana mengaturnya
-          Mengatur dan menyiapkan temat tudur pasien
-          Membereskan tempat tidur pasien di atasnya
-          Memelihara tempat tidur
-          Mengatur kebersihan ruangan
b.      Bagaimana proses mengerjakanya
-          Mengukur suhu badan
-          Mengukur tekanan darah
-           
BAB I
TUJUAN DAN RASIONAL
1.      Tujuan
a.       Tujuan oengajaran umum
Setelah sesion selesai di harfkan perserta memiliki kemampuan
1.      Meningkatkan wawasan mengenai diiri ,tugas dan siswa.
2.      Memiliki komfetensi fropesional yang tercermin melalui penguasaan akademik yang terpadu secara serasi dengan kemampuan mengajaranya
b.      Tujuan pengajaran khusus
Di harapakan perserta memiliki kemampuan
1.      Menjelaskan apa, mengapa dan bagaimana proses pembelajaran itu
2.      Mengidentifikasi unsur unsur yang terkandung dalam proses belajar mengajar.
3.      Membedakan sistem oengajaran tradisional dengan pengajaran moderen
4.      Mengidentifikasikan dan menghubungkan model mengajar dengan pengajaran mikro dan supervisi klinis
5.      Melaksanakn sistemanika pembentukan keterampilan melalui pengajaran mikro
6.      Meningkatkan pemahaman pengajaran mikro baik dari aspek etimologi dan subtansif
7.      Memahami beberapa asumsi dasar yang melatar belakangi pengajaran mikro.
8.      Mengidentifikasikan model model pengajaran mikro dan engajaran makro.
3.      Rasional
Suatu hal yang sangat sulit di laksanakan guru ialah untuk menyadari tingkah lakunya bila sedang berinteraksi dengan siswa
Beberapa faktor yang perlu di pertimbangkan dalam peristiwa yang demikian dalam kaitanya belajar mengajar sebagai berikut
a.       Kelas
Adalah wadah yang sangat sibuk dan komfleks sehingga sulit bagi guru untuk menelusuuri segala sesuatu yang sedang berlangsung.
b.      Jumlah dan macam interaksi guru dengan siswa mengakibatkan terbatasnya waktu bagi guru selama pelajaran berlangsung untuk merepleksikan bagaimana pengaruh tingkah lakunya terhadap pelajar siswa.
c.       Khusus guru guru muda dan mahasiswa calon guru kurang berpengalaman untuk dapat memusatkan dan menganalisa segi segi tingkah lakunya yang memudahkan belajar
d.      Lonney profestion pada jabatan non guru beberapa kariawan beberapa kariawan berada pada satu kantor, sedangkan kariawan guru, dalam menunaikan tugas mengajar di depan kelas, selalu seorang guru .

BAB II
KONSEP MENGAJAR
            Konsep mengajar dalam proses pengembanganya masih di anggap sebagai satu kegiatan penyampain kegiatan pengetahuan
Pandangan semacam ini masih umum di gunakan di kalangan pengajar. hasil penelitian dan pendapat para ahli sekarang ini lebih menyempurnakan konsep tradisional perbuatan mengajar yang komfleks dapat di terjemahkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung di dalam perbuatan mengajar untuk menyampaikan pesan pengajaran .
Komponen komponen dalam perbuatan pengajar itu adalah
a.       . mengajar sebagai ilmu
b.      Mengajar sebagai teknologi
c.       Mengajar sebagai suatu seni
d.      Wawasan pendidikan guru
e.       Mengajar sebagai keterampilan

Conners mengidentifikasikan tugas mengajar guru menjadi tiga tahap yang bersifat suksetif. Tahap tersebut adalah :
a.       Tahap sebelum pengajaran( preatif)
Dalam tahap ini guru guru harus menyusun :
Program tahunan, pelaksanaan kurikulum, program semester, program satuan pelajaran dan perencanaan pelajaran dalam melaksanakan program tersebut perlu di prtimbangkan aspek aspek yang berkaitan dengan :
A, bekal bawaan yang ada pada siswa
B, perumusan tujuan pelajaran
C, pemilihan metode
D, pemilihan pengalaman belajr
E, pemilihan bahan pelajaran dan fasilitas belajar
F, mempertimbangkan karaktersitik siswa,
G,mempertimbangkan cara membuka pelajaran dan penutup pelajaran
H, memperimbangkan peranan siwswa dan pola pengelompokan
I, mempertimbangkan prinsif belajar antara lain :

PEMBERIAN PENGUATAN, MOTIVASI, MATA RANTAI KOGNITIF
pokok pokok yang akan di kembangkan. Penentuan model transfr, keterlibatan aktif siswa dan pengulangan.
b.      Tahap pengajaran (inter-aktif) dab tahap sesudah pengajara
Dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa gurb atau siswa secara indivisual,
Tantangan antara dua interaksi ini berada di antara dua kutub yang extrim, yakni suatu kegiatan yang berpusat pada guru dan kegiatan yang berpusat pada siswa
 Beberapa aspek yang perlu di pertimbangkan adalah
a.       Pengelolaan dan pengendalian kelas
b.      Penyampaian informasi, keterampilan, konsep, dan sebagainya
c.       Penggunaan tingkah laku perval misalnya bertanya demontrasi dan penggunaan model.
d.      Penggunaan tingkah laku non perbal seperti gerak guru dan sasmita
e.       Cara mendapatkan balikan n
f.       Mempertimbangkan prinsif psikologi antara lain: motovasi, pengulangan, pemberian penguatan, balikan kognitif, poko poko yang akan di kembangkan transfer, keterlibnatan aktif siswa
g.      Mendiaknosa kesulitan belajar
h.      Menyajikan kegiatan sehubungan dengan perbedaan individual
i.        Mengevaluasi kegiatan interaski
c.       Tahap sesudah pembelajaran
Tahap ini menjelaskan suatu kegiatan setelah melaksanakan pertemuan dengan siswa .beberapa perbuatan guru yang nampak setelah belajara antara lain :
a.       Menilai pekerjaan siswa
b.      Membuat perencanan kegiatan berikutnya
c.       Menilai kembali proses belajar yang telah berlangsung
Ketiga tahap tersebut harus memperlihatankan hasil belajar siswa kognitif, motorik dan psikomotor. Di samping melaksankan tugas belajar ada dua faktor yang berpengaruh yakni
a.        Faktor lingkungan
Sangat menentukan tugas guru sebelum mengajar dalam melaksanakan pengajaran
Termasuk dalam faktor lingkungan adalah L
1.       Ciri ciri masyarakat
2.      Ciri cir sekolah
3.      Ciri murid’
4.      pengaruh kebijakan sekolah
5.      Sumber yang di perlukan
Keberhasilan guru dalam mempertimbangkan faktor yang berpengaruh sebelum tahap pengajaran merupakan modal utama dalam pelaksanaan tahap pengajaran berikutnya
b.      Faktor prilaku guru
Guru sebagai pemegang kunci sangat menentukan proses keberhasilan belajar siswa sebagai  pemegang kunci guru harus melakukan prilaku sebagai berikut.
1.      Kejelasan dalam menyampaikan infomasi secara perbal dan non perbal
2.      Kemampuan guru dalam membuat parisasi tugas dan tingkah ;lakunya
3.      Sifat hangat dan keantusiasan guru dalam berkomunikasi
4.      Peilaku guru yang berorientasi pada tugasnya saja tanpa merancukan hal hal yang bukan tugas jkeguruanya.
5.      Prilaku guru yang berkaitan denga pemberian dengan siswanya yang berjaita denan dalam mempelajari tugas yang di berikan
6.      Kesalahan guru dlam menggunakan gagasan yang di kemukakan siswa dan pengarahan umum secara tidak langsung
7.      Prilaku guru dalam mengindari guru atas kritik terhadap siswa
8.      Priaku guru dalam memberikan komentar yang beratruktur
9.      Prilaku guru dalam memberikan keterampilan berencana
10.  Keterampilan bertanya
11.  Kemampuan guru dalam menentukan keterampilan pengajaranya
12.  Kemampuan guru mengalokasikan dalam pengajaran dalam pelaksanan belajar.

BAB I
STRATEGI PEMBELAJARAN

A. TAKSONOMI VARIABEL PEMBELAJARAN
Dalam usaha memahami strategi pembelajaran, terlebih dahulu perlu dipahami variabel-variabel pembelajaran Menurut Reigeluth dan Merill (dalam Degeng, 1989) variabel pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
Ø  Kondisi (conditions) Pembelajaran,
Ø  Strategi (methods) Pembelajaran, dan
Ø  Hasil (outcomes) Pembelajaran.

1.      Kondisi Pembelajaran
Kondisi pembelajaran merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran dalam meningkatkan hasil pembelajaran.
Menurut Reigeluth dan Merill (dalam Degeng, 1989), variabel kondisi pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a.       Tujuan pembelajaran, merupakan pernyataan tentang hasil pembelajaran yang diharapkan. Tujuan pembelajaran ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.
b.      Karakteristik bidang studi, merupakan aspek-aspek yang dapat memberikan landasan yang berguna dalam mempreskripsikan strategi pembelajaran. Kendala terkait dangan keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu, media, personalia, dan uang.
c.       Karakteristik siswa,terkait dengan kualitas individu siswa, seperti bakat, motivasi, gaya belajar, pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Dan sebagainya.
2.      Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda (Reigeluth, 1983; Degeng, 1989).

3.      Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda (Degeng, 1989).
B. STRATEGI PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
           Strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran.
       synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Sehingga siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang di pelajari (Degeng, 1989). Strategi pengorganisasian pembelajaran dapat dipilah menjadi dua, yaitu strategi mikro dan stretegi makro Reigeluth, 1983). Strategi pengorganisasian makro adalah strategi untuk menata urutan keselurahan isi  bidang studi (lebih dari satu ide), sedangkan strategi mikro adalah strategi untuk menata urutan sajian untuk suatu ide tunggal (konsep, prinsip, dan sebagainya).
C. STRATEGI PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN
           Strategi pembelajaran (dilivery strategy) adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta merespons masukan-masukan dari siswa. Dengan demikian, strategi ini juga dapat disebut sebagai strategi untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Menurut Degeng (1989) secara lengkap ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu sebagai berikut.
1.      Media Pembelajaran adalah komponen strategi penyampian yang dapat dimuati pesan akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, ataupun bahan.
2.      Interaksi siswa dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan belajar.
Bentuk (struktur) belajar mengajar adalah komponen strategi penyampian pembelajaran yang mengacu kepada apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan, ataukah belajar mandiri. (sumber buku strategi pembelajaran inovatif dan kontenvorer, oleh MADE WENA)
D. STRATEGI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
           Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi tepat dipakai dalam suatu situasi  pembelajaran (Degeng, 1989). Menurut Degeng (1989) paling tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu :
1.      Penjadwalan Penggunaan Strategi Pembelajaran
              Dalam setiap tindak pembelajaran, seorang guru harus mampu membuat perhitungan secara akal sehat tentanhg strategi pembelajaran apa saja yang akan digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dalam suatu kegiatan pembelajaran seorang guru tidak mungkin menggunakan satu strategi saja, melainkan harus mampu meramu berbagai strategi sehingga menjadi satu kesatuan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk mampu merancang tentang kapan, strategi apa, dan berapa kali suatu strategi pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran, yaitu :
1.      Tujuan dan karakteristik bidang studi
2.      Kendala dan karakteristik bidang studi
3.      Karakteristik siswa.
Gunakan ketiga variabel kondisi pembelajaran tersebut untuk merancang penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran.
2.      Pembelajaran Catatan Kemajuan Belajar Siswa
Dalam mengajar seorang guru wajib mengetahui seberapa jauh isi pembelajaran yang telah diajarkan dapat dicapai oleh siswa. Karena hal tersebut merupakan suatu kewajiban, maka guru perlu mengadakan evaluasi atau tes hasil belajar terhadap siswa, agar dapat diketahui tingkat kemajuan belajar siswa.
Catatan kemajuan belajar siswa sangat penting bagi guru, karena dapat diguanakan untuk melihat efektivitas dan efesiensi pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil analisis terhadap efektivitas dan efesiensi pembelajaran, guru akan dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya, seperti :
a.       Apakah strategi pembelajaran yang digunakan telah sesuai/belum,
b.      Apakah rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor guru atau siswa,
c.       Apakah penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran sudah sesuai belum, dan sebagainya.
Faktor-faktor tersebut menjadikan pembuatan catatan kemajuan siswa sangat penting.
3.      Pengelolaan Motivasional
          Pengelolaan motivasional terkait dengan usaha untuk meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Jika motivasi belajar siswa rendah, strategi apa pun yang akan digunakan dalam pembelajaran, tidak akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, pengelolaan motivasional menjadi bagian integral dan esensial dalam setiap proses pembelajaran.
Menurut Degeng (1989) peranan strategi penyampaian untuk meningkatkan motivasi belajar jauh lebih nyata dari strategi pengorganisasian. Ini berarti seni dan cara penjadwalan penggunaan strategi penyampaian dapat memengaruhi motivasi belajar siswa. Mengingat hal tersebut, seorang guru harus mampu mengembangkan kiat-kiat khusus dalam melakukan penjadwalan penggunaan strategi penyampaian.
4.      Kontrol Belajar
            Kontrol belajar terkait dengan kebebasan siswa untuk melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari, kecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan strategi kognitif yang digunakan (Degeng, 1989). Agar siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat melakukan pilihan-pilihan tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif pilihan belajar bagi siswa. Jika guru mampu merancang pembelajaran yang demikian maka sistem pembelajaran yang bersifat individual akan dapat dilakukan. Dengan sistem pembelajaran yang demikian, guru lebih berperan sebagai perancang pembelajaran (instruction designer) daripada hanya sebagai penyampai isi pembelajaran.

E. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
          Keberhasilan guru menerapkan suatu strategi pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru menganalisis kondisi pembelajaran yang ada, sepeti tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi. Hasil analisis terhadap kondisi pembelajaran tersebut dapat dijadikan pijakan dasar dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
1. Tujuan Pembelajaran
 Dalam proses pembelajaran, guru harus menetapkan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Menurut taksonomi Bloom, secara teoretis tujuan pembelajaran dibagi atas tiga kategori, yaitu
(1) tujuan pembelajaran ranah kognitif,
(2) tujuan pembelajaran ranah efektif,
(3) tujuan pembelajaran ranah psikomotorik.
Adanya perbedaan tujuan pembelajaran akan berimplikasi pula pada adanya perbedaan strategi pembelajaran yang harus diterapkan. Jadi, dalam penerapan suatu strategi pembelajaran tidak bisa mengabaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Karakteristik Siswa
          Karakteristik siswa berhubungan dengan aspek-aspek yang melekat pada diri siswa, seperti motivasi, bakat, minat, kemampuan awal, gaya belajar, kepribadian, dan sebagainya.
Karakteristik siswa yang amat kompleks tersebut harus juga dijadikan pijakan dasar dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Tanpa mempertimbangkan karakteristik siswa tersebut, maka penerapan strategi pembelajaran tertentu tidak bisa mencapai hasil belajar sacara maksimal. Misalnya, siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah dengan siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, tentu membutuhkan strategi yang berbeda dalam pembelajaran. Demikian pula siswa yang memiliki gaya belajar disamakan dalam proses penerapan strategi pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya betul-betul memahami karakteristik siswa yang mengikuti proses pembelajaran.
3.  Kendala Sumber/M
      media Belajar
          Media pembelajaran adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sediman, 1990). Ketersedian sumber/media belajar, baik berupa manusia maupun nonmanusia (Hardware and software), sangat mempengaruhi proses pembelajaran.
       Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa ketersediaan sumber belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Terkait dengan penerapan strategi pembelajaran bahwa strategi pembelajaran digunakan untuk materi/isi pembelajaran tertentu, dan juga membutuhkan media/sumber belajar tertentu. Tanpa adanya sumber belajar yang memadai amat sulit bagi seorang guru untuk melaksanakan proses pembelajaran. Mengingat begitu pentingnya keberadaan sumber belajar, maka setiap guru sudah seharusnya memiliki kemampuan dalam mengembangkan sumber belajar/media pembelajaran.
        Untuk pengembangan media pembelajaran diperlukan prosedur-prosedur tertentu yang sesuai dengan jenis kemampuan yang ingin dicapai, struktur isi bidang studi serta memenuhi kriteria umum yang berlaku bagi pengmbangan produk-produk pembelajaran.
       Perumusan tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan dapat memberi arah kepada proses pembelajaran yang dilakukan, dan tujuan pembelajaran dapat dijadikan acuan dalam mengukur apakah tindakan kita betul atau salah.media yang dikembangkan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
        Dari tujuan yang telah ditetapkan, kegiatan selanjutnya adalah mengembangkan/merumuskan butir-butir meteri pembelajaran. Materi pembelajaran harus terkait dengan tujuan, dan setelah materi dirumuskan baru dibuat alat untuk mengukur keberhasilan belajar. Untuk melihat validitas media pembelajaran, harus dilakukan uji coba. Jika dalam tahap uji coba ternyata media yang telah dikembangkan masih ada kekurangan maka harus revisi. Jika media pembelajaran sudah dianggap baik, baru dilakukan proses produksi media.
4        karakteristik/Struktur Bidang studi
         Struktur bidang studi terkait dengan hubungan-hubungan di antara bagian-bagian suatu bidang studi. Struktur bidang studi mata pelajaran matematika tentu berbeda dengan struktur bidang studi sejarah. Perbedaan struktur bidang studi tersebut membutuhkan strategi pembelajaran yang berbeda pula.
F.  FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN
             Secara umum ada beberapa variabel, baik teknis maupun nonteknis yang berpengaruh dalam  keberhasilan proses pembelajaran.
    Beberapa variabel tersebut, antara lain:
1)      kemampuan guru dalam membuka pembelajaran,
2)      kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan inti pembelajaran,
3)      kemampuan guru melakukan penilaian pembelajaran,
4)      kemampuan guru\
(sumber buku strategi pembelajaran inovatif dan kontenvorer,oleh MADE WENA)


DAFTAR PUSTAKA
·       HASIBUAN & MOEDJIONO. PROSES BELAJAR MENGAJAR. remaja
rosdakarya. BANDUNG. 2010
·       Trianto. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU. sinar baru Algensindo. Bandung.2012
·        WENA MADE. Strategi pembelajaran inovatif dan kontenporer. jakarta. 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar