Tugas mata Kuliah
Strategi Pendidikan
Resume Strategi Pendidikan
Disusun Oleh :
Nama : I Komang Adi Purnawan
NIM : (131 111 42 )
Jurusan/sem
: Semester III pendidikan (B)
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA HINDU
SEKOLAH
TINGGI AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM
2014
KATA PENGANTAR
“Om
Swastyastu”
puji
syukur saya haturkan kehadirat ida sang
hyang widhi wasa, berkat asung
kerta wara nugraha-Nya, saya dapat
menyelesaikan tugas mandiri resume
strategi pendidikan yang berjudul“strategi pendidikan”
Sesuai dengan judul yang telah disebutkan diatas, dalam makalah ini saya memaparkan mengenai strategi dalam
dunia pendidikan dan juga cara dalam proses belajar mengajar di indonesia. Tujuan
dari penyusunan makalah ini, selain untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran strategi pendidikan, juga saya susun sebagai bahan
pembelajaran.
Namun di samping itu, saya menyadari
betul bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Dan untuk itu
saya mengharapakan kritik dan saran yang sekiranya membangun dari
para pembaca sekalian agar kekurangan dalam makalah ini dapat diperbaiki
dan menjadi lebih sempurna untuk proses penambahan wawasan kita semua.
“Om
Santih, Santih, Santih, Om”
BAB I
PENGERTIAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
mengajar adalah
penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar sistem
ini terdiri dari komponen komponen yang saling mempengaruhi yakni tujuan
intruksional, yang ingin di capai. materi yang ingin di capai guru dan siswa
yang harus memainkan peranan serta dalam hubunganya sisial tertentu jenis
kegiatan yang di lakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia. tujuan tujuan pembelajaran yang pencapainya di usahakan
secara explisit dengan tindakan intruksional tertentu yang biasanya berbentuk
pengetahuan dan keterampilan sedangkan tujuan tujuan yang merupakan hasil
pengiring yang tercapainya karna sistem pengajarantertentu seperti kemampuan
berfikir kritis dan kreatif. atau sikap terbuka menerima pendapat orang lain,
metode pengajaran adlah alat yang dapat merupakan bagian
dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan
strategi belajar mengajar merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan
tujuan belajar maka metode mengajar merupakan alat pula untuk mencapai tujuan
belajar.
BAB II
KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Ada beberapa dasar yang dapat di gunakan untuk
mengkklasifikasikan strategi belajar mengajar .
1. pengaturan
guru dan siswa
dari
segi pengaturan guru dapat di bedakan pengajaran oleg seorang guru atau oleh
suatu team, selanjutnya dapat juga di bedakan apakah hubungan guru murid
terjadi secara tatap muka ataukah dengan perantara media. baik media cetak
ataupun visual.
2. struktur
peristiwa belajar mengajr
struktur
peristiwa belajar mengajar dapat bersifat tertutup, dalam arti segala sesuatu
telah di tentukan secara relatif ketet : dapat juga bersifat terbuka, dalam
arti tujuan khusus, materi, serta prosedur yang akan di tempuh untuk
mencapainya di tentukan sementara kegiatan belajar mengjar berlangsung.
3. peranan
guru murid di dalam mengelola pesan
pengajaran
yang menyampaikan pesan dalam keadaan telah siap telah di olah secara tuntas oleh guru sebelum
di sampaikan. di namakan bersifat expositorik, sedangkan yang mengharuskan
pengolah oleh siswa di namakan heoristik.
4. proses
pengolahan pesan
peristiwa
belajar mengajar yang bertolak dari yang umum untuk di lihat keberlakuanya atau
akibatnya pada yang khusus di namakan strategi belajar mengajar yang bersifat
deduktif sedangkan strategi belajar mengajar yang di tandai oleh proses
berfikir yang di tandai dengan proses ke umum dan ke khusus.di namakan strategi
belajar mengajar yang bersifat deduktif
5. Robert
M. Gagne
mengelompokan
kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan belajar yang
di inginkan, gagne mengemukakan delapan macam, yang kemudian di sederhanakan
menjadi lima macam kemampuan manusia merupakan hasilo belajar sehingga, pada
giliranya, membutuhkan sekian banyak kondisi belajar (sistem lingkungan
belajar) untuk mencapainya.kelima macam kempuan tersebut
BAB III
HAKIKAT CBSA
cara belajar siswa aktif bukan
merupakan hal yang baru dalam dunia pendidikan, belajar dengan sendirinya dalam
bentuk keaktifan siswa walaupun tentu saja, dalam derajat yang berbeda beda
seperti misalnya mendengarkan ceramah, mendiskusikan membuat suatu menulis
laporan dan sebagainya keaktifan yang lebih penting bahkan lebih sulit di amati,
ialah menggunakan khazanah pendidikan dalam memecahkan masalah baru menyatakan
gagasan dengan masalah yang baru menyatakan gagasan dengan bahasa sendiri menyusun
suatu pembelajaran atau experimen dan sebagainya.
salah
stu cara untuk meninjau derajad ke CBSA di dalam peristiwa belajar mengajar
yang dengan mengkonsepsikan rentangan antara dua gaya mengajar.
dengan
sengaja di gunakan perkataan rentang karena cbsa memang bukan merupakan suatu
dikotomi dalam arti seseorang pengajar dapat di katakan menggunakan CBSA atau
tidak menggunakan CBSA, mengemukakan tujuan dimensi di dalam proses belajar
mengajar, yang di dalamnya dapat terjadi kadar CBSA,
adapun
di mensi yang di maksud
1. partisipasi
siswa di dalam menetapkan tujuan kegiatan belajaran mengajar,
2. tekanan
pada aspek afektif dalam mengajar
3. partisipasi
siswa dalam kegiatan belajar mengajar
4. penerimaan
guru terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang relevan bahkan salah.
5. kekhohesifan
kelas sebagai kelompok
6. kebebasan
yang di berikan ke pada siswa untuk mengambil keputusan dalam kehiduapan
sekolah.
7. jumlah
waktu ang di gunakan untuk menangguangi masalah pribadi siswa baik yang tidak
maupun berhubungan dengan pelajaran.
yamamoto menilai CBSA ini dari segi
intensi kedua belah pihak yang terlibat dalam proses belajar mengajar yaitu
siswa dan pengajar tidak perlu di tekan lagi bahwa dalam seting persekolahan
proses belajar mengajar yang lebih optimal
BAB
IV
RASIONAL
PENINGKATAN CBSA
sebagai suatu kebangkitan kembali,
peningkatan CBSA harus dapat diberi penalaran. dalam hubungan ini, rasional
yang paling mendasar dari CBSA dapat dipulangkan kepada hakikat dan tujuan
pendidikan itu sendiri.
secara umum, esensi tujuan pendidikan
adalah pembentukan manusia yang bukan hanya dapat menyesuaikan diri hidup di
dalam masyarakatnya, melainkan lebih dari itu, mampu menyumbang bagi
penyempurnaan masyarakat itu sendiri. ini berarti bahwa para lulusan bukan
hanya menghayati dan menginternalisasi nilai-nilai yang hidup di dalam
masyarakat, akan tetapi juga apabila perlu, mampu mendeteksi
kekurangan-kekurangannya sehingga memungkinkan penyempurnaannya.
perubahan-perubahan yang terjadi di sekeliling kita, terutama yang diakibatkan
oleh perkemabangan ilmu dan teknologi, demikian pesatnya sehingga “bekal”
pendidikan yang diterima orang tua tidak memadai bagi anak-anak kita, sebab
mereka harus menghadapi dunia yang pada hakekatnya telah berbeda karakternya
apabila dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
dengan demikian maka pengajaran dalam
pendidikan formal harus dilihat sebagai salah satu upaya untuk memaksimalkan
peluang bagi terjadinya pendidikan,
komunikasi dua arah dalam proses belajar
mengajar di mana seperti di utarakan di muka di sampaikan juga banyak mempunyai
manfaat, di antaranya dapat memperoleh balikan dalam rangka menilai efisiensi
belajar, dengan kata lain balikan tidak usah di tunggu sampai ujuan masa
semester dan alangkah lebih baiknya apabila di lasanakan pada jam jam biasanya
dan juga dapat memperbaik sistem CBSA.
akhirnya dari segi kebutuhan dapat
meningkatkan kualitas guru dan juga dapat melatih calon guru pemula agar lebih
profesional lagi sehingga menjadi guru yang hebat apabila telah mulai mengajar
atau menjadi intrukstur,
BAB
V
IMPLIKASI
CBSA BAGI SISTEM PENYAMPAIAN.
dari segi metode penyampaian
mengajar sendiri metode ceramah mendapatkan tempat paling dominan dengan hasil
yag baik mengecewakan, erapi ini tidak berarti metode ceramah merupakan
penyakit menular yang harus di hindari secara prioritas yang penting metode
yang di maksud seyogyanya di pilih untuk di gunakan berdasarkan kemenfaatanya,
dengan demikian perkataan seorang guru di katakan kompeten bila ia memiliki khazanah
cara mnyampaikan yang kaya dan dalam pada itumemiliki pula kreteria yang dapat
di pergunakan untuk memilih cara cara yang teoat di dalamanya pengalaman
belajar mengajar
akhirnya filosofi guru agaknya patut
memperolah sorotan khusus cbsa bertolak dari anggapan bahwa siswa memiliki potensi
tersebut hanya dapat diwujudkan apabila mereka di beri banyak kesempatan untuk
berfikir sendri oleh karena itu maka cara memandang dan menyikapo tugas guru juga
harus berorientasi lagi sebagai sang mahatahu, yang dapat memberi
kebijaksanaan. (Buku PROSES BELAJAR MENGAJAR. oleh DRS.J J HASIBUAN,Dip.Ed. & DRS MOEDJIONO)\
BAB
VI
BEBERAPA
METODE BELAJAR
1.
metode ceramah
metode ceramah adalah cara
penyampaian bahan oelajaran dengan komunikasi lisan, metode ceramah ekonomidan
efektif untuk keperluan peyampaian informasi dan pengertian kelemahanya adalah
bahwa siswa cenderung pasif, pengaturan kecepatan secara klasik di tentukan
oleh pengajar, kurang cocok untuk membentuk keterampilan dan sikap yang dan
cenderung menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir,
langkah
langkah menyiapkan ceramah yang efektif
1.
rumuskan tujuan intruksional yang lain
2.
selidiki apak metode ceramah adalah
pilihan yang tepat
3.
susun bahan ceramah
4.
sampaikan bahan dengan jelas dan keras,
5.
adakan rencana penilaian
metode
ceramah hanya cocok
1.
menyampaikan informasi
2.
billa bahan ceramah langka
3.
harus di sesuaikan dengan yang akan di
ceramahkan
4.
bila perlu menyampaikan minat
5.
kalau bahan cukup di ingat
6.
untuk memberi pengantar
metode ceramah tidak cocok
1.
kalau tujuanya tidak untuk memperoleh
infoemasi
2.
untuk retensi jangka panjang
3.
untuk bahan yang kompleks
4.
kalau keterampilan siswa penting untuk
mencapai suatu tujuan
5.
bila tujuan mencapai kognitif tingkat
tinggi
6.
bila pengalaman siswa kurang
7.
bila tujuanya untuk menanamkan nilai
8.
bila tujuan untuk mengembangkan
psikomotor
2.
metode tanya jawab
dalam
proses belajar mengajar pertanyaan memegang peranan yang penting, apabila pertanya
yang di susun dengan cara yang tepat
akan
:
1.
meningkatkan partisipasi siswa dalam
kegiatan belajar mengajar
2.
meningkatkan rasa ingin tahu siswa
3.
mengembangkan pola berfikir dan belajar
efektif
4.
menuntuk proses berfikir siswa
5.
memusatkan perhatian murid
jenis jenis pertanyaan
terdapat beberapa penggolongan
pertanyaan, di antaranya pertanyaan
menurud maksudnya, menurut taksonominya, dan menurut luas sempitnya pertanyaan.
a.
Pertanyaan menurut maksudnya
1.
Pertanyaan pernintaan
di
mana bertujuan agar murid mendapatkan permintaan yang dia inginkan
2.
Pertanyaan retorik
peryanyaan
yang tidak mengaharpakan jawaban di mana akan di jawab sendiri oelh guru
3.
Pertanyaan mengarahkan atau menuntun
siswa ke arah berfikir
4.
Pertanyaan menggali
Pertanyaan
untuk mendalami pertanyaan sebelumnya
b.
Jenis pertanyaan menurt taksonomi bloom
1.
Pertanyaan oengetahuan
Pertanyaan
yang jawabanya hanya di harafkan dari apa yang di pelajari siswa
Contohnya
:
Apa
nama ibu kota argrntina
Siapa
presiden republik indonesia yang ke 7
Di
mana kartini di lahirkan
Kapanpun
pertama kali di laksanakan
Sebutkan
tanda tanda orang gila
2.
Pertanyaan pemahaman
Pertanyaan
ini di buat agar siswa dapat menyusun jawaban dari pengetahuanya sebelumnya
Contohnya
:
-
Jelaskan apa manfaat berwisata
-
Apa bedanya anjing dan tikus
-
Informasi apa yang dapat di peroleh dari
kurva ini
3.
Pertanyaan penerapan
Pertanyaan
yang menuntut siswa memberi jawaban tunggal dengan cara menerapkanya dlaam
kehidupan sehari hari
Comtoh
-
Berdasarkan yang di sampaikan tadi mana
yang mendekati persyaratan
-
Berdasarkan hal di atas yang mana yang
masuk protozoa
4.
Pertanyaan analisis
Pertanyaan
yang menuntut siswa menemukan jawaban dengan cara
-
Mengidentifikasi masalah yang ada
-
Mencari suatu peristiwa yang menunjukan
suatu kesimpula yang di miliki
-
Menarik kesimpuan berdasarkan informasi
yang ada
5.
Pertanyaan sintesis
Ciri
pertanyaan ini adalah jawaban yang benar dan tidak tunggal
Dan
tujuan yang ingin di capai dari pertanyan ini adalah
-
Membuat ramalan dan prediksi
-
Memecah masalah berdasarkan imajinasi
-
Memecah komunikasi
Susunlah
suatu nilai yang pendek tentang anda
6.
Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan
ini menginginkan jawaban siswa dengan cara memberikan penilaian atau
pendapatnya terhadap suatu isu yang di tampilkan
Comtoh
Menurut
anda mana yang lebih berbahaya ermalin atau pewarna makanan
c.
Jenis pertanyaan berdasarkan luas
sempitnya tujuan pertanyaan,
1.
Pertanyaan sempit
Pertanyaan
ini membutuhkan jawaban yang tertutup dan kunci jawabanya telah tersedia
a.
Pertanyaan sempit informasi langsung
Pertanyaan
ini bertijuan agar siswa mengahafal materi yang ada
b.
Pertanyaan sempit memuasat
Pertanyaan
ini menuntut siswa didik mengembangkan pertanyaan yang ada dengan ide.
2.
Pertanyaan luas
Ciri
pertanyaan ini mungkin jawabanya lebih dari satu
a.
Pertanyaan luas terbuka
Pertanyaan
ini menuntut siswa mencari jawaban dengan caranya masing masing
Contoh
Bagaimana
cara menghentikan kjahatan di kota ini
b.
Pertanyaan luas menilai
Meminta
siswa untuk mnegadakan penilaian terhadap aspek kognitif maupun sikap
pertanyaan ini ebih efektif
-
Merumuskan pendapat
-
Menentukan sikap
-
Tujar menukar pendapat terhadpat suatu
issu
Contoh
-
Bagaimana pendapatmu atas film yang di
putar tadi
-
Mengapa kamu katakan lebih baik jalan
pagi ari pada malam malam
-
Bagaimana pendapatmu tentang sex bebas,
Teknik bertanya
Suatu pertanyaan yang baik di tinjau
dari segi isinya tetapi cara menjelaskanya tidak tepat akan menyebabkanya tidak
tercapainya tujuan yang di khendaki. Oleh karena itu aspek teknik dari
pertanyaam harus pula di pakai dan di pilih agar pengajar dapat mempergunakanya
secara efektif dalam proses belajar mengajar,
Faktor yang harus di perhatikan dalam
segi bertanya adalah
a.
Kejelasan dari pertanyaan.
b.
Kecepatan dan selang waktu
c.
Arah dan distribusi penunjukan
d.
Teknik reinforcement
e.
Teknik menuntut dan menggali
Langkah
langkah mempersiapkan tanya jawab
a.
Rumusan tujuan khusus dengan jelas
b.
Cari alasan mengapa menggunakan metode
tanya jawab,
c.
Susun dan rumuskan pertanyan pertanyan
dengan jelas
d.
Tetapkan kemungkinan jawaban untuk
menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan
3.
Metode diskusi
Diskusi
adalah suatu proses pengelihatan dua atau lebih individu berinteraksi secara
verbal dan saling berhadapan maka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tentu
melalu cara tukar menukar informasi maupun mempertahankan pendapat atau
pemecahan masalah
Jenis
jenis diskusi
a.
Whale grub
Jumlah
anggotanya tidak lebih dari 15 orang
b.
Buzz grub
Jumlah
kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang
c.
Panel suatu kelompok kecil 3-6 orang
merumuskan suatu subjek tertentu duduk dengan melingkar dan di pimpim oleh
seorang moderator.
d.
Sundicate grub
Suatu
kelompok yang terdiri dari 3-6 orang dan melakukan suatu tugas tertentu
e.
Brain stroming grub
Kelompok
di mintai ide ide baru tanpa di nilai segera. Dan setiap anggora kelompok
mengeluarkan pendapatanya
f.
Simposiun
Beberapa
orang membahas suatu aspek dari suatu objek.dan membacakan kpada peserta selama
20-30 menit, kemudia di ikuti dengan sanggahan dari para peserta
g.
Informal debat
Kelas
di bagi atas dua team yang sama besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok
untuk di diskusikan dan memperhatikan aturan aturan formal.
h.
Colloqulun
Satu
atau beberapa orang nara sumber menjawab pertanyaan dari audieence dalam
kegiatan belajar mengajar
i.
Fish bowl.
Beberapa
orang di pinpin oleh seorang ketua mengadakan sebuah diskusi untuk mengambil
suatu keputusan,
Kegunaan
metode diskusi
Diskusi
sebgai mengajar lebih cocok dan di perlukan apabila :
a.
Memanfaatkan segala kemampuan yang
dimiliki oelh siswa,
b.
Memberika kesempatan pada siswa untuk
mengeluarkan kemampuanya
c.
Mendapatkan balikan dari siswa apabila
tujuan bisa di capai,
d.
Membantu siswa berfikir kritis
e.
Mengajarkan siswa untuk menilai
kemampuan diri sendri dan orang lain
f.
Siswa mampu menyadari dan merumuskan
pengalaman pengalaman yang di miliki maupun yang di dapatkan dari sekolah
g.
Mengembangkan motifasi belajar lebih lanjut
Langkah langkah menggunakan metode
diskusi
a.
Guru mengemukakan pendapatnya dan di
lanjutkan dengan pemecahan masalah yang di berikan oleh guru
b.
Dengan pimpinan guru , siswa membentuk
kelompok
Pimpinan
diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang
A.
Lebih memahami masalah yang akan di
diskusikan
B.
Berwibawa dan di senangi oleh
kelompoknya
C.
Lancar berbicara
D.
Dapat bertindak tegas dan adil dan
demokratis
Tugas pemimpin diskusi antara lain
a.
Pengatur dan pengarah diskusi
b.
Pengaturan lalu lintas diskusi
c.
Penengah dan penyimpul berbagai pendapat
4.
Metode kerja kelompok
Kerja
kelompok adalah salah satu strategi belajar mengajar yang dimiliki
Kadar
CBSA namun pada kenyataanya sangat jauh berbeda
Aspek
aspek yang perlu di lakukan dalam kerja kelompok adalah
a.
Tujuan
Tujuan
harus jelas bagi setiap anggota kelompok agar hasil yang di capai menjadi baik,
b.
Interaksi
Dalam
kerja kelompok ada tugas yang harus di selesaikan bersama sehingga perlu di
lakukan pembagian tugas dalam pengerjaanya.
c.
Kepemimpinan
Tugas
yang jelas komunikasi yang efektif kepemimpinan yang berpengaruh atas suasana
kerja,
Peran
guru dan intrukstur dalam kerja kelompok
a.
manager
membantu
mengorganisai siswa dan menetapkan tepat duduk dan bahan yang akan di perlukan
b.
observasi
mengamati
dinamika kelompok sehingga dia bisa membantunya dalam mengatasi masalah yang di
hadapi
c.
advisor
memberikan
saran sara tentang tugas yang akan di selesaikan bila di perlukan
d.
evaluator
nilailah
hasil kerja kelompok bersama dengan kelompok
5.
simulasi
simulasi
adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura pura saja
tujuan
simulasi
a.
untuk melatih keterampilan tertentu
b.
Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu
konsep
c.
Untuk latihan pemecahan masalah
Prinsif simulasi
a.
Simulasi di lakukan oleh kelompok siswa,
setiap kelompok berkesempatan melakukan simulasi yang sama ,
b.
Simulasi siswa harus terlibat langsung
sesua dengan peranan masing masing
c.
Penentuan topik di sesuaikan dengan
kemampuan kelas,
d.
Petunjuk simulasi di lakukan terlebih
dahulu
e.
Dalam simulasi setidaknya bisa di capai
tiga domain khusus
f.
Dalam simulasi hendaknya di gambarkan
situasi yang lengkap.
g.
Hendaknya di usahakn terintegrasibya
beberapa ilmu,
Langkah langkah pelaksanaan simulasi
a.
Penentuan topik dan tujuan simulasi
b.
Guru memberikan contoh garis besar
simulasi yang akan di simpulkan
c.
Guru meminpin pengorganisaian kelompok
peranan peranan yang akan di pergunakan
d.
Pemilihan penegang peranan
e.
Guru memberikan peranan tentang peranan
yang akan di berikan
f.
Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanan
g.
Pelaksanaan simulasi
h.
Evaluasi dan pemberian balikan
i.
Latihan ulang
Kebaikan metode simulasi
a.
Menyenangkan sehingga siswa terdorong
berpartisipasi
b.
Menggalangkan guru untu melaksanaan
simulasi
c.
Memungkinkan experimen langsung dan
memerlukan situasi yang sesungguhnya
d.
Memvisualkan hal hal yang apstrak
e.
Tidak memerlukan keterampilan simualsi
yang pelik
f.
Memungkinkan terjadinya interaksi antar
siswa
g.
Menimbulkan respon yang ositif dari
siswa yang lamban
h.
Melatih berfikir kritis
Kelemahan metode simulasi
a.
Belum mendapatkan riset dalam segi
memajukan belajar mengajar
b.
Validitas masih banyak di ragukan orang
c.
Menuntut imajinasi dari guru dan siswa
Beberapa topik bahan simulasi melatih
keterampilan
-
Memberikan perawatan terhadap penderita
jantung
-
Memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan
-
Memberikan perawatan bayi yang baru
lahir
-
Membantu penderita menggunakan pot dan
urinal
-
Membantu dan memperbaiki posisi pasiens
6.
Metode demontrasi
Metode
demontrasi merupakan metode mmengajar yang yang sangat efektif untuk mendorong siswa
mencari jawaban jawaban seperti :
-
Bagaimana cara membuatnya?
-
Terdiri dari bahan apa?
-
Bagaimana cara mengaturnya?
-
Bagaimana peroses bekerjanya?
-
Bagaimana proses mengerjakanya?
Demokrasi sebagai metode belajar adalah
bahwa seorang guru atau seorang demontrastror memperlihatkan kepada seluruh
kelas sebuah proses, misalnya bekerjanya alat pencuci otomatis.
Metode demokrasi wajar di gunakan
apabila siswa ingin mengetahui :
a.
Bagaimana mengaturnya
-
Mengatur dan menyiapkan temat tudur
pasien
-
Membereskan tempat tidur pasien di atasnya
-
Memelihara tempat tidur
-
Mengatur kebersihan ruangan
b.
Bagaimana proses mengerjakanya
-
Mengukur suhu badan
-
Mengukur tekanan darah
-
BAB I
TUJUAN DAN RASIONAL
1. Tujuan
a.
Tujuan oengajaran umum
Setelah sesion selesai di harfkan
perserta memiliki kemampuan
1.
Meningkatkan wawasan mengenai diiri
,tugas dan siswa.
2.
Memiliki komfetensi fropesional yang
tercermin melalui penguasaan akademik yang terpadu secara serasi dengan
kemampuan mengajaranya
b.
Tujuan pengajaran khusus
Di
harapakan perserta memiliki kemampuan
1.
Menjelaskan apa, mengapa dan bagaimana
proses pembelajaran itu
2.
Mengidentifikasi unsur unsur yang
terkandung dalam proses belajar mengajar.
3.
Membedakan sistem oengajaran tradisional
dengan pengajaran moderen
4.
Mengidentifikasikan dan menghubungkan
model mengajar dengan pengajaran mikro dan supervisi klinis
5.
Melaksanakn sistemanika pembentukan
keterampilan melalui pengajaran mikro
6.
Meningkatkan pemahaman pengajaran mikro
baik dari aspek etimologi dan subtansif
7.
Memahami beberapa asumsi dasar yang
melatar belakangi pengajaran mikro.
8.
Mengidentifikasikan model model
pengajaran mikro dan engajaran makro.
3.
Rasional
Suatu
hal yang sangat sulit di laksanakan guru ialah untuk menyadari tingkah lakunya
bila sedang berinteraksi dengan siswa
Beberapa
faktor yang perlu di pertimbangkan dalam peristiwa yang demikian dalam kaitanya
belajar mengajar sebagai berikut
a.
Kelas
Adalah
wadah yang sangat sibuk dan komfleks sehingga sulit bagi guru untuk menelusuuri
segala sesuatu yang sedang berlangsung.
b.
Jumlah dan macam interaksi guru dengan
siswa mengakibatkan terbatasnya waktu bagi guru selama pelajaran berlangsung
untuk merepleksikan bagaimana pengaruh tingkah lakunya terhadap pelajar siswa.
c.
Khusus guru guru muda dan mahasiswa
calon guru kurang berpengalaman untuk dapat memusatkan dan menganalisa segi
segi tingkah lakunya yang memudahkan belajar
d.
Lonney profestion pada jabatan non guru
beberapa kariawan beberapa kariawan berada pada satu kantor, sedangkan kariawan
guru, dalam menunaikan tugas mengajar di depan kelas, selalu seorang guru .
BAB
II
KONSEP
MENGAJAR
Konsep mengajar dalam proses pengembanganya masih di
anggap sebagai satu kegiatan penyampain kegiatan pengetahuan
Pandangan semacam ini
masih umum di gunakan di kalangan pengajar. hasil penelitian dan pendapat para
ahli sekarang ini lebih menyempurnakan konsep tradisional perbuatan mengajar
yang komfleks dapat di terjemahkan sebagai penggunaan secara integratif
sejumlah komponen yang terkandung di dalam perbuatan mengajar untuk
menyampaikan pesan pengajaran .
Komponen komponen dalam
perbuatan pengajar itu adalah
a. .
mengajar sebagai ilmu
b. Mengajar
sebagai teknologi
c. Mengajar
sebagai suatu seni
d. Wawasan
pendidikan guru
e. Mengajar
sebagai keterampilan
Conners
mengidentifikasikan tugas mengajar guru menjadi tiga tahap yang bersifat
suksetif. Tahap tersebut adalah :
a.
Tahap sebelum pengajaran( preatif)
Dalam
tahap ini guru guru harus menyusun :
Program
tahunan, pelaksanaan kurikulum, program semester, program satuan pelajaran dan
perencanaan pelajaran dalam melaksanakan program tersebut perlu di prtimbangkan
aspek aspek yang berkaitan dengan :
A,
bekal bawaan yang ada pada siswa
B,
perumusan tujuan pelajaran
C,
pemilihan metode
D,
pemilihan pengalaman belajr
E,
pemilihan bahan pelajaran dan fasilitas belajar
F,
mempertimbangkan karaktersitik siswa,
G,mempertimbangkan
cara membuka pelajaran dan penutup pelajaran
H,
memperimbangkan peranan siwswa dan pola pengelompokan
I,
mempertimbangkan prinsif belajar antara lain :
PEMBERIAN
PENGUATAN, MOTIVASI, MATA RANTAI KOGNITIF
pokok
pokok yang akan di kembangkan. Penentuan model transfr, keterlibatan aktif siswa
dan pengulangan.
b.
Tahap pengajaran (inter-aktif) dab tahap
sesudah pengajara
Dalam
tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
siswa gurb atau siswa secara indivisual,
Tantangan
antara dua interaksi ini berada di antara dua kutub yang extrim, yakni suatu
kegiatan yang berpusat pada guru dan kegiatan yang berpusat pada siswa
Beberapa aspek yang perlu di pertimbangkan
adalah
a.
Pengelolaan dan pengendalian kelas
b.
Penyampaian informasi, keterampilan,
konsep, dan sebagainya
c.
Penggunaan tingkah laku perval misalnya
bertanya demontrasi dan penggunaan model.
d.
Penggunaan tingkah laku non perbal
seperti gerak guru dan sasmita
e.
Cara mendapatkan balikan n
f.
Mempertimbangkan prinsif psikologi
antara lain: motovasi, pengulangan, pemberian penguatan, balikan kognitif, poko
poko yang akan di kembangkan transfer, keterlibnatan aktif siswa
g.
Mendiaknosa kesulitan belajar
h.
Menyajikan kegiatan sehubungan dengan
perbedaan individual
i.
Mengevaluasi kegiatan interaski
c.
Tahap sesudah pembelajaran
Tahap
ini menjelaskan suatu kegiatan setelah melaksanakan pertemuan dengan siswa
.beberapa perbuatan guru yang nampak setelah belajara antara lain :
a.
Menilai pekerjaan siswa
b.
Membuat perencanan kegiatan berikutnya
c.
Menilai kembali proses belajar yang
telah berlangsung
Ketiga tahap tersebut harus
memperlihatankan hasil belajar siswa kognitif, motorik dan psikomotor. Di
samping melaksankan tugas belajar ada dua faktor yang berpengaruh yakni
a.
Faktor lingkungan
Sangat
menentukan tugas guru sebelum mengajar dalam melaksanakan pengajaran
Termasuk
dalam faktor lingkungan adalah L
1.
Ciri ciri masyarakat
2.
Ciri cir sekolah
3.
Ciri murid’
4.
pengaruh kebijakan sekolah
5.
Sumber yang di perlukan
Keberhasilan guru dalam mempertimbangkan
faktor yang berpengaruh sebelum tahap pengajaran merupakan modal utama dalam
pelaksanaan tahap pengajaran berikutnya
b.
Faktor prilaku guru
Guru
sebagai pemegang kunci sangat menentukan proses keberhasilan belajar siswa
sebagai pemegang kunci guru harus
melakukan prilaku sebagai berikut.
1.
Kejelasan dalam menyampaikan infomasi
secara perbal dan non perbal
2.
Kemampuan guru dalam membuat parisasi
tugas dan tingkah ;lakunya
3.
Sifat hangat dan keantusiasan guru dalam
berkomunikasi
4.
Peilaku guru yang berorientasi pada
tugasnya saja tanpa merancukan hal hal yang bukan tugas jkeguruanya.
5.
Prilaku guru yang berkaitan denga
pemberian dengan siswanya yang berjaita denan dalam mempelajari tugas yang di
berikan
6.
Kesalahan guru dlam menggunakan gagasan
yang di kemukakan siswa dan pengarahan umum secara tidak langsung
7.
Prilaku guru dalam mengindari guru atas
kritik terhadap siswa
8.
Priaku guru dalam memberikan komentar
yang beratruktur
9.
Prilaku guru dalam memberikan
keterampilan berencana
10.
Keterampilan bertanya
11.
Kemampuan guru dalam menentukan
keterampilan pengajaranya
12.
Kemampuan guru mengalokasikan dalam
pengajaran dalam pelaksanan belajar.
BAB I
STRATEGI PEMBELAJARAN
A.
TAKSONOMI VARIABEL PEMBELAJARAN
Dalam usaha memahami
strategi pembelajaran, terlebih dahulu perlu dipahami variabel-variabel
pembelajaran Menurut Reigeluth dan Merill (dalam Degeng, 1989) variabel pembelajaran
dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
Ø Kondisi
(conditions) Pembelajaran,
Ø Strategi
(methods) Pembelajaran, dan
Ø Hasil
(outcomes) Pembelajaran.
1. Kondisi Pembelajaran
Kondisi
pembelajaran merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran
dalam meningkatkan hasil pembelajaran.
Menurut Reigeluth dan
Merill (dalam Degeng, 1989), variabel kondisi pembelajaran dikelompokkan
menjadi tiga yaitu:
a.
Tujuan
pembelajaran, merupakan pernyataan tentang hasil
pembelajaran yang diharapkan. Tujuan pembelajaran ada yang bersifat umum dan
ada yang bersifat khusus.
b.
Karakteristik
bidang studi, merupakan aspek-aspek yang dapat
memberikan landasan yang berguna dalam mempreskripsikan strategi pembelajaran.
Kendala terkait dangan keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu, media,
personalia, dan uang.
c.
Karakteristik
siswa,terkait dengan kualitas individu siswa, seperti
bakat, motivasi, gaya belajar, pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Dan
sebagainya.
2. Strategi Pembelajaran
Strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran
yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda (Reigeluth, 1983; Degeng, 1989).
3. Hasil Pembelajaran
Hasil
pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang
nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda
(Degeng, 1989).
B.
STRATEGI PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
Strategi pengorganisasian adalah
cara untuk membuat urutan (sequencing)
dan mensintesis (synthesizing) fakta,
konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran.
synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Sehingga siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang di pelajari (Degeng, 1989). Strategi pengorganisasian pembelajaran dapat dipilah menjadi dua, yaitu strategi mikro dan stretegi makro Reigeluth, 1983). Strategi pengorganisasian makro adalah strategi untuk menata urutan keselurahan isi bidang studi (lebih dari satu ide), sedangkan strategi mikro adalah strategi untuk menata urutan sajian untuk suatu ide tunggal (konsep, prinsip, dan sebagainya).
synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa. Sehingga siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang di pelajari (Degeng, 1989). Strategi pengorganisasian pembelajaran dapat dipilah menjadi dua, yaitu strategi mikro dan stretegi makro Reigeluth, 1983). Strategi pengorganisasian makro adalah strategi untuk menata urutan keselurahan isi bidang studi (lebih dari satu ide), sedangkan strategi mikro adalah strategi untuk menata urutan sajian untuk suatu ide tunggal (konsep, prinsip, dan sebagainya).
C.
STRATEGI PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran (dilivery
strategy) adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran
kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta merespons masukan-masukan dari
siswa. Dengan demikian, strategi ini juga dapat disebut sebagai strategi untuk
melaksanakan proses pembelajaran.
Menurut Degeng (1989) secara lengkap ada tiga
komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian,
yaitu sebagai berikut.
1. Media
Pembelajaran adalah komponen strategi penyampian yang dapat dimuati pesan akan
disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, ataupun bahan.
2. Interaksi
siswa dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang
mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media
dalam merangsang kegiatan belajar.
Bentuk
(struktur) belajar mengajar adalah komponen strategi penyampian pembelajaran
yang mengacu kepada apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil,
perseorangan, ataukah belajar mandiri. (sumber
buku strategi pembelajaran inovatif dan kontenvorer, oleh MADE WENA)
D.
STRATEGI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Strategi
pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen
strategi tepat dipakai dalam suatu situasi
pembelajaran (Degeng, 1989). Menurut Degeng (1989) paling tidak ada
empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu :
1.
Penjadwalan Penggunaan Strategi
Pembelajaran
Dalam
setiap tindak pembelajaran, seorang guru harus mampu membuat perhitungan secara
akal sehat tentanhg strategi pembelajaran apa saja yang akan digunakan dalam
suatu kegiatan pembelajaran. Dalam suatu kegiatan pembelajaran seorang guru
tidak mungkin menggunakan satu strategi saja, melainkan harus mampu meramu
berbagai strategi sehingga menjadi satu kesatuan yang tepat untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk mampu
merancang tentang kapan, strategi apa, dan berapa kali suatu strategi
pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran, yaitu :
1.
Tujuan dan karakteristik bidang studi
2.
Kendala dan karakteristik bidang studi
3.
Karakteristik siswa.
Gunakan ketiga variabel kondisi pembelajaran
tersebut untuk merancang penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran.
2.
Pembelajaran Catatan Kemajuan Belajar
Siswa
Dalam mengajar seorang guru wajib mengetahui
seberapa jauh isi pembelajaran yang telah diajarkan dapat dicapai oleh siswa.
Karena hal tersebut merupakan suatu kewajiban, maka guru perlu mengadakan
evaluasi atau tes hasil belajar terhadap siswa, agar dapat diketahui tingkat
kemajuan belajar siswa.
Catatan kemajuan belajar siswa sangat penting bagi
guru, karena dapat diguanakan untuk melihat efektivitas dan efesiensi
pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil analisis terhadap efektivitas dan
efesiensi pembelajaran, guru akan dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya,
seperti :
a.
Apakah strategi pembelajaran yang
digunakan telah sesuai/belum,
b.
Apakah rendahnya hasil belajar siswa
disebabkan oleh faktor guru atau siswa,
c.
Apakah penjadwalan penggunaan strategi
pembelajaran sudah sesuai belum, dan sebagainya.
Faktor-faktor tersebut menjadikan pembuatan catatan
kemajuan siswa sangat penting.
3.
Pengelolaan Motivasional
Pengelolaan
motivasional terkait dengan usaha untuk meningkatkan motivasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Jika motivasi belajar siswa rendah, strategi apa pun
yang akan digunakan dalam pembelajaran, tidak akan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, pengelolaan motivasional menjadi bagian
integral dan esensial dalam setiap proses pembelajaran.
Menurut Degeng (1989) peranan strategi penyampaian
untuk meningkatkan motivasi belajar jauh lebih nyata dari strategi
pengorganisasian. Ini berarti seni dan cara penjadwalan penggunaan strategi
penyampaian dapat memengaruhi motivasi belajar siswa. Mengingat hal tersebut,
seorang guru harus mampu mengembangkan kiat-kiat khusus dalam melakukan
penjadwalan penggunaan strategi penyampaian.
4.
Kontrol Belajar
Kontrol belajar terkait dengan
kebebasan siswa untuk melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari,
kecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan strategi
kognitif yang digunakan (Degeng, 1989). Agar siswa dalam kegiatan pembelajaran
dapat melakukan pilihan-pilihan tersebut, maka seorang guru harus mampu
merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif
pilihan belajar bagi siswa. Jika guru mampu merancang pembelajaran yang
demikian maka sistem pembelajaran yang bersifat individual akan dapat
dilakukan. Dengan sistem pembelajaran yang demikian, guru lebih berperan
sebagai perancang pembelajaran (instruction
designer) daripada hanya sebagai penyampai isi pembelajaran.
E.
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Keberhasilan guru menerapkan suatu
strategi pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru menganalisis
kondisi pembelajaran yang ada, sepeti tujuan pembelajaran, karakteristik bidang
studi. Hasil analisis terhadap kondisi pembelajaran tersebut dapat dijadikan
pijakan dasar dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
1. Tujuan Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru harus
menetapkan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Menurut
taksonomi Bloom, secara teoretis tujuan pembelajaran dibagi atas tiga kategori,
yaitu
(1) tujuan pembelajaran
ranah kognitif,
(2) tujuan pembelajaran
ranah efektif,
(3) tujuan pembelajaran
ranah psikomotorik.
Adanya perbedaan tujuan
pembelajaran akan berimplikasi pula pada adanya perbedaan strategi pembelajaran
yang harus diterapkan. Jadi, dalam penerapan suatu strategi pembelajaran tidak
bisa mengabaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa berhubungan
dengan aspek-aspek yang melekat pada diri siswa, seperti motivasi, bakat,
minat, kemampuan awal, gaya belajar, kepribadian, dan sebagainya.
Karakteristik siswa
yang amat kompleks tersebut harus juga dijadikan pijakan dasar dalam menentukan
strategi pembelajaran yang akan digunakan. Tanpa mempertimbangkan karakteristik
siswa tersebut, maka penerapan strategi pembelajaran tertentu tidak bisa
mencapai hasil belajar sacara maksimal. Misalnya, siswa yang memiliki motivasi
belajar yang rendah dengan siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi,
tentu membutuhkan strategi yang berbeda dalam pembelajaran. Demikian pula siswa
yang memiliki gaya belajar disamakan dalam proses penerapan strategi
pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya betul-betul memahami
karakteristik siswa yang mengikuti proses pembelajaran.
3. Kendala Sumber/M
media Belajar
Media pembelajaran adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sediman, 1990).
Ketersedian sumber/media belajar, baik berupa manusia maupun nonmanusia (Hardware and software), sangat
mempengaruhi proses pembelajaran.
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan
bahwa ketersediaan sumber belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Terkait dengan penerapan strategi pembelajaran bahwa strategi pembelajaran
digunakan untuk materi/isi pembelajaran tertentu, dan juga membutuhkan
media/sumber belajar tertentu. Tanpa adanya sumber belajar yang memadai amat
sulit bagi seorang guru untuk melaksanakan proses pembelajaran. Mengingat
begitu pentingnya keberadaan sumber belajar, maka setiap guru sudah seharusnya
memiliki kemampuan dalam mengembangkan sumber belajar/media pembelajaran.
Untuk pengembangan media pembelajaran
diperlukan prosedur-prosedur tertentu yang sesuai dengan jenis kemampuan yang
ingin dicapai, struktur isi bidang studi serta memenuhi kriteria umum yang
berlaku bagi pengmbangan produk-produk pembelajaran.
Perumusan tujuan merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan dapat memberi arah kepada proses
pembelajaran yang dilakukan, dan tujuan pembelajaran dapat dijadikan acuan
dalam mengukur apakah tindakan kita betul atau salah.media yang dikembangkan
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Dari tujuan yang telah ditetapkan,
kegiatan selanjutnya adalah mengembangkan/merumuskan butir-butir meteri
pembelajaran. Materi pembelajaran harus terkait dengan tujuan, dan setelah
materi dirumuskan baru dibuat alat untuk mengukur keberhasilan belajar. Untuk
melihat validitas media pembelajaran, harus dilakukan uji coba. Jika dalam
tahap uji coba ternyata media yang telah dikembangkan masih ada kekurangan maka
harus revisi. Jika media pembelajaran sudah dianggap baik, baru dilakukan
proses produksi media.
4
karakteristik/Struktur Bidang studi
Struktur bidang studi terkait dengan
hubungan-hubungan di antara bagian-bagian suatu bidang studi. Struktur bidang
studi mata pelajaran matematika tentu berbeda dengan struktur bidang studi
sejarah. Perbedaan struktur bidang studi tersebut membutuhkan strategi
pembelajaran yang berbeda pula.
F. FAKTOR
PENUNJANG KEBERHASILAN PEMBELAJARAN
Secara umum ada beberapa variabel,
baik teknis maupun nonteknis yang berpengaruh dalam keberhasilan proses pembelajaran.
Beberapa variabel tersebut, antara lain:
1) kemampuan
guru dalam membuka pembelajaran,
2) kemampuan
guru dalam melaksanakan kegiatan inti pembelajaran,
3) kemampuan
guru melakukan penilaian pembelajaran,
4) kemampuan
guru\
(sumber buku strategi pembelajaran
inovatif dan kontenvorer,oleh MADE
WENA)
DAFTAR PUSTAKA
·
HASIBUAN
& MOEDJIONO. PROSES BELAJAR MENGAJAR. remaja
rosdakarya.
BANDUNG. 2010
·
Trianto.
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU. sinar baru Algensindo. Bandung.2012
·
WENA
MADE.
Strategi pembelajaran inovatif dan kontenporer. jakarta. 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar